Menganti Ku Tertutup Kegelapan
Hari Minggu serasa hari biasa, karena hari ini tidak ada agenda untuk berbergian, teman sejati ku pun tidak bisa menemani ku karena pergi dengan teman-temannya.
Jam sudah menunjukan jam 12, cepat sekali waktu berjalan. Tak lama kemudian Handphone ku pun berbunyi, ternyata Telepon dari selni, tapi ko wawan panggilan akrab ku dengan Hilal teman kuliah satu angkatan yang berbicara dia mengajak untuk pergi ke pantai menganti yang berada di Kebumen Jam 2. Posisi memang sedang tidak ada agenda aku pun tergerak untuk ikut terlebih belum pernah kesana.
Setelah bersiap-siap untuk pergi aku pun langsung menyalakan motor Grand andalan ku, karena sangat irit untuk datang ke kost selni, posisi memang sudah hampir jam 2 aku pun semakin ngebut karena ada perasaan tidak enak kalau datang telat. Sampai di persimpangan jalan kampus aku pun berpapasan dengan Seni yang mau pergi ke ATM BNI depan kampus. Setelah sampai di kost-kost selni aku pun terkejut ternyata aku datang paling pertama. Virana teman ku yang satu kostan dengan selni pun menamnggil ku untuk masuk ke ruang tamu. Tak selang beberapa lama teman-teman yang lain pun datang sekitar jam 2 lewat. Hari ini ada yang tidak bisa dari teman ku Tia yang sedikit lebih diam. Mungkin kerena dia sedang ada masalah!!?
Jam 14:38 kita pun pergi dengan menggunakan mobil wawan menuju Pantai Menganti via Banjarnegara, sepanjang jalan kami bertukar fikiran satu sama lain dan beberapa kali kita pun meledeki tia yang diam saja. Beberapa kali kami menanyakan jalan ke menganti, ternyata tidak semua orang tau dimana menganti. Aku lah yang beberapa kali bertanya, ternyata hilal baru mengatakan coba Tanya arah ke pantai Ayah, barulah orang yang saya tanyakan tau. Tetapi kami masih kurang yakin, akhirnya hilal pun menepikan mobilnya sambil aku melihat kebelakang ternyata tia tersenyum, ohh dia melihat tukang kue Pukis dan molen aku tau alasan kenapa dia tersenyum!! sambil menanyakan kepada tukang kue Pukis dan membelinya sebanyak Rp. 10.000 di tambah molen, aku pun kembali masuk ke mobil Jazz warna Silver Berplat E. Jam menunjukan Jam 4 kita baru sampai GOMBONG, doa ku semoga kita sampai tidak gelap karena aku ingin sekali berenang di pantai walaupun aku tidak pandai berenang.
Setelah menempuh jalan yang berkelok-kelok dan nyaris membuat ku mual,kami sudah sampai di Pantai Ayah, kata wawan kita tidak lama lagi sampai di menganti sekitar 30 menit. Wah harapan ku pun pupus untuk berenang karena sudah hampir gelap. Tapi tak apalah yang penting sampai. Setelah sampai dan hilal memparkir mobilnya Selni,Tia,Vi,hilal dan aku mencari Wc, karena sepanjang jalan menahan buang air kecil.
Wahhh ternyata indah sekali pemandangannya, masih jarang orang yang tau, tapi kenapa banyak regu penyelamat di sini?? Ternyata ada orang purwokerto yang tersapu ombak setelah aku bertanya pada nelayan yang sedang tlp dengan istrinya, memang ombangnya sedang besar sekali, aku pun tidak berani untuk mendekat ke air karena takut tersapu. Akhirnya kami memutuskan tidak jauh-jauh dari bibir pantai takut terjadi sesuatu. Rasanya tenang sekali di pantai ini, keindahanya jarang sekali ada di pantai yang berada di jawa. Bersenda-gurau dengan teman membuat ku semakin tidak ingin cepat berlalu, tetapi waktu pun sudah menunjukan jam 6 kami pun memutuskan untuk pergi pulang, sambil selni mengatakan nanti kita mau makan apa?kami pun menjawab nanti saja di jalan. Hilal pun memundurkan mobilnya karena parkiran yang sempit membuat hilal beberapa kali membuang setir untuk meluruskan posisi mobilnya. Aku dan selni pun bertany gamana wan bensin cukup apa ga? Cukup tegas wawan. Baru tanjakan pertama mobil pun tak kuat menanjak, tia pun terlihat tegang wajahnya, ternyata bensin mobil nya habis. Aku pun bergegas putar otak bagaimana cara nya mendapatkan bensin padahal jauh dari pemukiman warga.
Memang Alloh selalu bersama umatnya yang mengalami kesulitan, terdengar suara deru kenalpot motor dan diikuti dengan cahaya lampu motor datang, sambil melambaikan tangan aku pun meminta bantuan kepada nelayan yang mau pulang untuk mengantarkan ku membeli bensin. Dia pun bersedia, selni memberikan uang 20rb untuk membeli bensin, aku dan nelayan itu pun turun kembali ke Pantai untuk membeli bensin, sambil menunggu bensin aku kembali bertanya kepada nelayan, bagaimana pak korbanya sudah di temukan, wah belum mas tuturku selamat apa tewa, wah kalo udah lama begini mah pastinya meninggal syukut-syukur bisa ketemu jenazah nya bulu roma ku pun merinding mendengarnya. Mas ini bensinya, ibu penjual bensin berkata. Aku pun berpamitan kepada bapak2 yang ada di warung, sambil membonceng VEGA R aku pun kembali ke bukit di mana mobil hilal mogok kehabisan bensin. Serasa naik kuda membonceng motor ini karena motornya terlihat sudah tidak terawat. Sampi di bukit, aku pun meminta selni untuk memberikan uang rokok sebesar 10rb, tapi akhrnya aku yang memberikan hanya 7rb sambil mengucapkan terimakasih.
Pulang ke PWT dengan senda-gurau, yang tidak ada habisnya sepanjang jalan, sampai kita bolak-balik mencari tempat makan di daerah sumpiuh, aku jadi tidak enak sama hilal, karena tempat makan aku beri tahu tidak ketemu lagi. Akhirnya kita pun makan malam Jam 7 lewat, dipinggir jalan dengan menu sate bebek dan nasi hangat. Beberapa saat setelah makan kami pun pulang, menuju PWT dengan kondisi kenyang nyaris membuat ku tertidur, tapi aku ingat dengan hilal yang sedang menyetir, takutnya tidak ada teman ngobrol. Jam 10 malam kita pun sampai di kost-kostan Selni dengan muka lecek karena kelalahan.
Terima Kasih kepada Alloh SWT, yang selalu melindungi langkah ku dalam setiap perjalanan hidup ku
Selni yang udah traktiran makan sate bebek, Wawan (Hilal) yang meberikan tumpangan, Tia yang membuat ku selalu tertawa, virana yang ngasih rokok POLO setelah rokok ku habis.